Diterbitkan pada 10 Desember 2024

Cegah diabetes sejak dini, Parahita gelar Health Talk bertajuk 'Bebas Worry dengan Diabetes'

news

Hadirkan pakar kesehatan, Parahita ajak masyarakat sadar akan pentingnya memilih nutrisi rendah karbohidrat dan Plant-based untuk menurunkan resiko Diabetes melalui sebuah talkshow, Sabtu (16/11)

Parahita Malang -  Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes terbesar kelima di dunia. Berdasarkan laporan International Diabetes Federation (IDF), ada 19,5 juta warga Indonesia berusia 20-79 tahun yang mengidap penyakit tersebut pada 2021.

Mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam tindak pencegahan dan pengendalian Diabates, Laboratorium Klinik Parahita Malang menggelar acara Health Talk bertajuk "Bebas Worry dengan Diabetes" dengan memilih nutrisi rendah karbohidrat dan Plant-based untuk menurunkan resiko Diabetes, Sabtu (16/11) di Aula Meeting Parahita Malang. Health Talk kali ini menghadirkan pakar kesehatan sebagai narasumber utama, yakni dr.Fernando Hasudungan Oktavianus Sp.PD,FINASIM.



"Ini kan Gathering tentang Diabetes yang rutin kita lakukan untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November kemarin. Biasanya kita juga melakukan penyuluhan kesehatan di berbagai badan usaha dan instansi, juga di banyak komunitas, termasuk kepada masyarakat awam" jelas Direktur Parahita, Mizan Sulthon, Sabtu (16/11).

Menyinggung tentang tujuan kegiatan, Mizan menuturkan, Health Talk tersebut digelar lantaran jumlah penderita yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, Indonesia menduduki posisi ke-7 penderita Diabetes terbesar di dunia.

"Jadi, kalau tidak diberi edukasi, takutnya akan meledak di tahun-tahun yang akan datang. Karena, melalui edukasi penyuluhan diharapkan menjadi peluang untuk mencegah terjadinya diabetes. Sehingga kami mengambil tema ini," imbuhnya.

Spesialis penyakit dalam dr. Fernando Hasudungan Oktavianus, Sp.PD FINASIM menyampaikan Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/ glukosa akibat kurangnya jumlah Insulin atau Insulin tidak berfungsi secara sempurna.

Seseorang dikatakan Diabetes apabila ada gejala banyak makan dan minum, banyak kencing dan penurunan berat badan disertai dengan kadar gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl dan kadar gula puasa lebih dari 126 mg/dl.


"Perkembangan penyakit diabetes melitus itu ada empat tahap, yaitu normal, prediabetes, kemudian menjadi diabetes. Nah, kalo sudah kena diabetes ini nanti nyerembetnya bisa kemana-mana (komplikasi). Bisa jantung (sakit jantung), stroke, sering cuci darah karena kerusakan ginjal, macem-macem," terangnya, saat memberikan penyuluhan tentang diabetes.

Fernando menambahkan, prediabetes penting diperhatikan karena sekitar 40-50 persen penyandang prediabetes menjadi penderita diabetes. Sebenarnya, diabetes tersebut dapat dihindari, dan bahkan sekitar 30 persen penyandang prediabetes berhasil kembali normal.

Dia juga menjelaskan komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit Diabetes yaitu : Hipertensi, Stroke, Jantung Koroner, Gagal Ginjal, Ultus pembusukan tungkai, Kerusakan Retina Mata.

Lebih lanjut Fernando menjelaskan 7 langkah Pengendalian Diabetes yaitu :

1.Berperan aktif dalam proses pengobatan

2.Menjaga pola makan yang baik (Batasi makanan yang mengandung lemak, hindari makanan yang kaya gula, hindari minum alkohol, Batasi konsumsi garam)

3.Hidup lebih aktif (berolahraga 30 menit setiap hari)

4.Minum obat sesuai anjuran dokter

5.Periksa kadar gula secara teratur

6.Perhatikan kaki anda, periksa secara teratur

7.Periksa mata anda, amati apakah ada gangguan pada mata anda.


Diabetes, kata Fernando, dapat dicegah dengan berbagai cara. Bagi orang yang tidak menderita Diabetes Melitus (DM), dapat terus menerapkan pola hidup sehat, dan melakukan skrining berkala.

Sementara, bagi orang-orang yang berisiko tinggi terserang DM atau prediabetes, dapat dicegah dengan melakukan perubahan gaya hidup. Yakni, dengan intervensi diet, peningkatan aktivitas fisik, menurunkan berat badan, serta menghindari konsumsi alkohol dan rokok. Selain itu, penting pula untuk melakukan konsultasi dokter untuk menentukan program pencegahan Dm yang sesuai, serta memeriksakan diri ke laboratorium untuk menentukan risiko komplikasi dan mencari faktor risiko lain yang dapat memicu perkembangan DM.

Dalam jurnal Advances in Nutrition, sebuah penelitian memberikan bukti kuat berdasarkan tinjauan penelitian ilmiah saat ini bahwa “pola makan plant based (berbasis tanaman) dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2 dan sangat efektif dalam pengobatannya.” Jelas Fernando.


Fernando juga mengatakan bahwa selain menurunkan risiko pengembangan diabetes tipe 2, terdapat juga bukti bahwa pola makan plant based, efektif dalam mengobati dan mengelola diabetes tipe 2 dengan meningkatkan kontrol glikemik, berat badan, dan faktor risiko kardiovaskular.

Fernando melanjutkan, pola makan plant-based memiliki definisi yang hanya berfokus pada makanan, yaitu makanan berbasis nabati yang utuh dan cenderung diolah dengan proses tanpa minyak. "Jadi makanan nabati yang seutuh mungkin, sealami mungkin yang prosesnya tidak digoreng, yang lebih sehat lah jadi konteksnya lebih ke kesehatan," tegasnya.


Bicara tentang pemeriksaan laboratorium, Parahita sebagai #TemanSehat menyediakan pemeriksaan terkait skrining dan monitoring Diabetes berikut komplikasinya, diantaranya glukosa darah puasa dan HbA1c. Pemeriksaan glukosa darah puasa dilakukan untuk menilai kadar gula darah puasa. Sementara HbA1c merupakan pemeriksaan gula darah yang dapat mencerminkan rata-rata gula darah, dalam waktu sekitar 3 bulan sebelum melakukan pemeriksaan. Kabar baik juga bagi para peserta aktif BPJS Kesehatan, pemeriksaan skrining Diabetes dapat dilakukan secara gratis di hampir seluruh cabang Parahita telah menjadi jejaring BPJS Kesehatan kota. Jadi, jangan tunda lagi. Lakukan pemeriksaan skrining dan monitoring sejak dini serta ubah gaya hidup menjadi lebih sehat agar terhindar dari Diabetes.

Bagikan Artikel Ini

Baca Artikel Lainnya